BEIJING - Tiongkok sukses menuntaskan tanggung jawabnya sebagai tuan rumah pesta olahraga terbesar sejagat, Olimpiade. Medali emas yang diraih tim Prancis di cabang olahraga bola tangan menjadi medali ke-302 atau yang terakhir diberikan kemarin (24/8). Sukses besar negara superpower baru itu dirayakan dengan meriah tadi malam.
Setara dengan pesta pembukaannya yang menelan dana USD 100 juta (Rp 923 miliar), pesta penutupan Olimpiade Beijing di Stadion Sarang Burung berlangsung meriah dan layak dinilai sebagai pesta penutupan terbesar yang pernah diselenggarakan.
Setelah penghitungan mundur yang dimulai pada hitungan ke-29 -menunjukkan pesta penutupan Olimpiade ke-29- puluhan ribu kembang api langsung terlontar, membentuk lingkaran raksasa di langit Beijing. Aksi itu mengawali galapesta penutupan yang lagi-lagi seperti pesta pembukaan berlangsung tepat pukul 08.08 malam waktu setempat.
Saat 91 ribu penonton masih mendongak dan terkagum-kagum dengan kembang api di angkasa, ribuan pemain drum bersama penari dan pemain akrobat memasuki lapangan. Selama 10 menit mereka membentuk berbagai formasi tubuh, mulai mangkuk raksasa sampai menara manusia. Dua buah drum yang disebut drum dari surga melayang-layang di dalam stadion menambah spektakuler acara penutupan yang memasang tema Harmony, Friendship and Joy itu.
Defile atlet dari 204 negara menjadi acara berikutnya. Para atlet -beberapa di antaranya masih mengalungkan medali yang diraihnya di leher- berbaris di belakang bendera kebangsaannya.
Setelah pidato dari Liu Qi, presiden Beijing Organizing Committee, dan Jacques Rogge, presiden International Olympic Committee, kompetisi yang berlangsung 16 hari namun persiapannya berlangsung tujuh tahun itu resmi berakhir. "Kita mengakhiri 16 hari bersejarah ini dengan kebahagiaan selamanya," ujar Rogge di akhir pidatonya.
Sesi spesial pada upacara penutupan kemarin adalah munculnya bintang-bintang olahraga dan selebriti Inggris, negara tuan rumah Olimpiade ke-30 di London pada 2012. Wali Kota London Johnson mengawali show Inggris dengan menerima dan mengibarkan bendera Olimpiade. Momen itu menandai dimulainya penghitungan mundur Olimpiade ke-30.
Setelah itu, superstar sepak bola Inggris David Beckham memasuki Stadion Sarang Burung dengan naik bus susun yang menjadi ikon Kota London. Puluhan anak yang mewakili negara-negara di dunia akan mendampingi mantan bintang klub Manchester United dan Real Madrid itu dalam menggocek dan menendang bola ke arah penonton.
Gitaris grup musik legendaris Led Zeppelin, Jimmy Page, yang mengiringi penampilan penyanyi Leona Lewiss melengkapi penampilan Inggris. Mereka memainkan lagu Whole Lotta Love. Pada saat lagu rock klasik itu berakhir, obor Olimpiade yang menyala di pucuk stadion nasional Beijing padam tepat pukul 21.25 waktu setempat. Sebanyak 30 kepala negara dan wakil resmi pemerintah, termasuk Wapres Jusuf Kalla, menghadiri pesta penutupan tadi malam.
Dengan menghabiskan dana USD 40 miliar (Rp 369,4 triliun), Tiongkok sukses menyajikan Olimpiade paling dramatis dan sukses.
Olimpiade Beijing juga menjadi even olahraga yang memecahkan rekor rating di Tiongkok dan AS.
Kekhawatiran adanya aksi terorisme, demonstrasi pro-Tibet dan kelompok spiritual Falun Gong, serta ancaman polusi udara Beijing yang sempat muncul di awal pelaksanaan dapat dihindarkan. Satu-satunya insiden yang mencoreng panitia adalah aksi kriminal berupa penikaman terhadap ayah pelatih bola voli AS pada hari pertama penyelenggaraan.
Dari segi prestasi olahraga, Tiongkok juga untuk yang pertama menjadi juara umum dengan mengumpulkan medali emas terbanyak. Total ada 100 medali yang diraih atlet-atlet tuan rumah. Perinciannya 51 emas, 21 perak, dan 28 perunggu. Perolehan emas Tiongkok jauh di atas peringkat kedua Amerika Serikat (36 emas) dan Rusia (23 emas).
Olimpiade Beijing juga tercatat dalam sejarah sebagai Olimpiade yang mencatat jumlah pemecahan rekor terbanyak. Total ada 43 rekor dunia dan 132 rekor Olimpiade yang berhasil diperbarui.
Pemecahan rekor paling fenomenal dilakukan atlet renang AS Michael Phelps yang meraih delapan emas, jumlah emas paling banyak yang diraih satu atlet di satu Olimpiade. Prestasi Phelps yang mendapat julukan "penguasa water cube" itu menempatkannya sebagai atlet Olimpiade terbesar sepanjang zaman.
Selain Phelps, Olimpiade Beijing juga menjadi momen tak terlupakan bagi atlet Usain Bolt. Sprinter asal Jamaika itu memecahkan tiga rekor dunia, yakni 100 meter, 200 meter, dan 4 x 100 meter.
Prestasi di nomor paling bergengsi pada nomor lari cepat pria itu menjadikan Bolt sebagai manusia tercepat di dunia.
Di Olimpiade Beijing 2008,
Indonesia berhasil mempertahankan tradisi meraih medali emas melalui cabang bulu tangkis nomor ganda putra atas nama Markis Kido/Hendra Setiawan. Total tim Merah Putih meraih satu emas, satu perak, dan tiga perunggu. Hasil itu menempatkan Indonesia di urutan 43. Di level ASEAN, Indonesia sepuluh tingkat di bawah Thailand yang meraih posisi ke-32 dengan dua emas.
Pengumpulan medali Indonesia di Beijing mengalami peningkatan dibandingkan di Olimpiade Athena 2004. Saat itu Indonesia hanya meraih empat medali dengan perincian satu medali emas, satu perak, dan dua perunggu. (AFP/AP/CNN/kim)
Disadur dari Harian Jawa Pos